Sangkar Burung Yang Kosong
Sumber: plus.google.com

Kata Alkitab / 24 March 2016

Kalangan Sendiri

Sangkar Burung Yang Kosong

Mega Permata Official Writer
9872

Seorang Pastor bernama George Thomas, di kota kecil di New England. Pada hari paskah pagi, ia bersiap mempersembahkan misa disuatu tempat agak jauh dari kota. Ia membawa sebuah sangkar burung kosong yang reyot dan menempatkannya di dekat altar. Dalam khotbahnya sang pastor mulai menjelaskan ikhwal sangkar burung tersebut. “Dalam perjalanan saya ke sini, saya bertemu dengan seorang anak kecil sambil mengayun-ayunkan sangkar burung ini. Di dalamnya terdapat 3 ekor anak burung liar, meringkuk kedinginan dan ketakutan. Lalu saya berhenti dan bertanya kepada anak tersebut: “Apa yang kamu bawa anakku?” Jawab anak itu: “Ah Cuma burung-burung kecil!” Lalu saya pun bertanya lagi: “Apa yang akan kamu lalukan terhadap burung kecil itu?” Jawabnya: “Akan saya bawa pulang dan saya pakai sebagai mainan. Saya suka mencabuti bulunya dan pasti mereka akan ribut kesakitan, pasti ramai dan menyenangkan, lalu aku akan berikan sebagai umpat untuk kucingku. Lucu kan melihat burung-burung yang sudah tidak berbulu mencoba menghindari dari kucing. Ta pasti kucingku akan dapat memakan mereka dengan mudah,” Jawab anak tersebut. 

Saya terdiam sesaat, lalu saya tanyakan pada anak itu lagi: “Anakku bolehkah saya membeli burung-burung itu??” Anak tersebut menatap saya dengan tercengannya, lalu jawabnya; “Bapak becanda ya, Siapa yang mau dengan burung periang yang tidak indah. Ini burung biasa tidak ada istimewahnya. Apa menariknya untuk bapak?” Si Anak memandang saya dengan tajam. Lalu saya ulurkan uang atau 10 dolar kepadanya dan dia pun meninggalkan burung-burung kecil itu dan segera lari menghilang sambil berteriak kegirangan. Sampai di suatu tempat yang agak rimbun, saya melepaskan ketiga anak burung tadi di tempat yang aman. Inilah sangkar burung yang tadi saya  bawa-bawa selama perjalanan kemari. 

Kemudian sang Pastor melanjutkan khotbahnya dengan ilustrasi kedua: Suatu  hari , iblis baru datang dari Taman Eden dan menyombongkan diri, katanya: “Yesus anak Tuhan. Aku baru saja berhasil menguasai sebuah dunia yang penuh dengan manusia. Aku sudah disiapkan berbagai bujukan bagi mereka dan pasti mereka tidak akan dapat menghindar. Pasti mereka akan termakan dengan segala tipu dayaku.” 

Tanya Tuhan Yesus kepadanya: “Akan kau apakan mereka.” Jawab iblis,  “Pokoknya aku akan menikmatinya  semua pasti mengasyikkan. Aku akan membujuk mereka supaya mereka selalu jatuh dalam dosa. Saling membenci, bertengkar, membunuh dan melupakan-Mu.” Lanjut Yesus, “Terus kalau sudah begitu  apa yang akan kamu lakukan?” tanya Yesus. “Aku akan membinasakan mereka.” “Berapa yang kamu minta untuk menebus mereka?” tanya Yesus. “Kamu  tidak akan  suka mereka, mereka itu tidak baik. Mengapa engkau tertarik dengan mereka? Aku yakin mereka akan membenci-Mu. Mereka akan meludahi-Mu, mencerca-Mu, dan bahkan akan membunuh.  “Berapa yang harus Aku bayar untuk menebus mereka?” tanya Tuhan Yesus. Iblis menatap Yesus tajam lalu menyeringai: “Engkau harus membayar dengan harga yang sangat mahal, yaitu dengan air mata-Mu, darah-Mu dan nyawa-Mu.” Dan, Tuhan Yesus Kristus pun menepati  dengan membayar LUNAS semuanya untuk menebus manusia dari dosa, dengan turun ke dunia mengambil rupa seorang hamba, disiksa dan mati diatas kayu salib. Sang Pastor pun mengakhiri  khotbahnya . 

Terkadang kita melupakan Tuhan atau meragukan Firman Tuhan. Kita lupa memikirkan apa yang Tuhan pikirkan tentang kita yang diutus untuk menjadi saksi-Nya di dalam hidup kita didalam perkataan dan karya untuk kemuliaan Nama-Nya. 

Sumber : sabda.org/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami